SE-KLIK, SEPOTONG AYAT

SAMPAIKAN WALAU SEPOTONG AYAT

DOA MENUNTUT ILMU

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasihani

اَللَّهُمَّ اِنْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَارْزُقْنِي عِلْمًا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ حَالِ أَهْلِ اَلنَّارِ

"Ya Allah, manfaatkanlah untuk diriku apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku dan ajarilah aku dengan apa yang bermanfaat bagiku dan limpahkanlah rizqi berupa ilmu yang bermanfaat bagiku1. Tambahkanlah ilmu kepadaku. Segala puji bagi Allah dalam keadaan apapun dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan penghuni neraka."2


1 Riwayat Nasai dan Hakim dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu.

2 Riwayat Tirmidzi dengan sanad hasan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu.


Sumber

WAKTU ANTARABANGSA

POST Terkini

get this widget here

Sabtu, Mei 15, 2010

Kisah Raja Yang Zuhud (3)









Suatu ketika sedang Ibrahim bin Adham menjahit jubah buruknya di tepi sungai Tirgis, baginda ditanya oleh sahabatnya: “Engkau telah meninggalkan kemewahan kerajaan yang besar. Tetapi apakah yang engkau telah perolehi sebagai imbalannya?”

Disebabkan soalan yang tidak disangka-sangka itu keluar dari mulut sahabatnya sendiri maka dengan tiba-tiba jarum di tangannya terjatuh ke dalam sungai itu.

Sambil menunjukkan jarinya ke sungai itu Ibrahim berkata, “Kembalikanlah jarumku!”

Tiba-tiba seribu ekor ikan mendongakkan kepalanya ke permukaan air. Masing-masing ikan itu membawa sebatang jarum emas di mulutnya.

Ibrahim berkata: “Aku inginkan jarumku sendiri.”

Seekor ikan kecil yang lemah datang menghantarkan jarum besi kepunyaan Ibrahim di mulutnya.

“Jarum ini adalah salah satu di antara imbalan-imbalan yang ku perolehi, kerana meninggalkan kerajaan Balkh. Sedangkan yang lainnya belum tentu untuk kita, semoga engkau mengerti.” Kata Ibrahim Adham dengan penuh kiasan.

Begitulah kehidupan seorang raja Balkh yang bernama Ibrahim bin Adham yang luas pemerintahannya dan hidup di dalam kemewahan, tetapi akhirnya berkelana menjadi ahli sufi yang terkenal. Baginda menemui Allah Subhanahu wata’ala pada tahun 165H/782M di negeri Persia.

Taubat Ibrahim itu merupakan sebuah kisah yang sangat unik bagi umat Islam yang merintis kehidupan yang penuh dengan tipu daya di dunia ini.

Wallahu ‘alam.



* * *

Dipetik dari Tazkirat al-Aulia karangan Farid ad-Din Attar, Mukhtashar ar-Raudah ar-Rauyyahin Fi Manaqib as-Salihin karangan Abu Mazaya al-Hafiz.


01632
15052010
Klang, Selangor
Malaysia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...